Diberdayakan oleh Blogger.
RSS

PENGATURAN PUTARAN MOTOR MAJU MUNDUR (PUTAR KANAN PUTAR KIRI)

       
           Pada kesempatan ke 4 sesi kontrol elektromagnetik ini, akan dipelajari mengenai pengaturan putaran motor maju (putar kanan) dan mundur (putar kiri). Pengaturan ini akan menggunakan komponen utama yaitu kontaktor magnet. Dalam mengoperasikan motor putaran maju mundur (putar kanan putar kiri) dapat dilakukan dengan dua cara yaitu yang pertama secara manual dan secara otomatis. Sistem manual biasanya tidak menggunakan time delay relay (TDR) sebagai pengatur waktu putaran berikutnya, sedangkan sistem otomatis menggunakan time delay relay (TDR). 
          Dalam pengaturan putaran motor maju dan mundur sama halnya dengan membalik putaran motor. Putaran motor dapat terbalik, jika arah putaran medan magnet stator juga terbalik. Untuk membalik putaran medan magnet stator dapat dilakukan dengan menukar dua dari tiga penghantar fasa sumber listrik motor tersebut. Untuk jelasnya dapat dilihat contoh pada gambar 1 berikut ini.
 Gambar 1 Cara membalik putaran motor induksi 3 fasa
1.  Pengaturan Putaran Motor Maju Mundur Dengan Kontaktor Magnet Secara Manual
          Pengaturan putaran motor maju mundur secara manual menggunakan 2 buah kontaktor magnet, dimana kedua kontaktor magnet tersebut berfungsi sebagai penukar dua dari ketiga fasa pada motor induksi 3 fasa dan dilengkapi dengan 1 buah tombol tekan STOP serta 2 buah tombol tekan START yang masing-masing sebagai tombol start foward dan start revers. Seperti terlihat pada Gambar 2 di bawah, dimisalkan K1 berfungsi untuk mengoperasikan motor saat berputar maju (kanan) dan K2 sebagai pengoperasian putaran mundur (kiri). Disebut secara manual karena untuk merubah putaran motor dari putaran maju (kanan) menjadi putaran mundur (kiri) mengunakan tangan operator untuk menekan tombol tekan START revers, begutu juga sebaliknya. Pengaturan putaran motor ini biasanya untuk mempermudah suatu pekerjaan angkat mengangkat pada suatu industri yaitu untuk mengangkat barang dari satu tempat ke tempat lain yang tidak tetap (berpindah-pindah) dan tidak memerlukan kecepatan atau frekuensi yang begitu tinggi.
 Gambar 2 Rangkaian Pengaturan Putaran Motor Maju Mundur Dengan MC Secara Manual
 2. Pengaturan Putaran Motor Maju Mundur Dengan Kontaktor Magnet Secara Otomatis
          Pengaturan putaran motor maju mundur secara otomatis sebenarnya tidak jauh berbeda dengan pengaturan putaran motor maju mundur secara manual, hanya perbedaannya pada komponen yang digunakan dan cara kerjanya. Pada pengaturan putaran motor ini menggunakan 2 buah kontaktor magnet, dimana kedua kontaktor magnet tersebut berfungsi sebagai penukar dua dari ketiga fasa pada motor induksi 3 fasa dan dilengkapi dengan 1 buah tombol tekan STOP, 1 buah tombol tekan START serta 1 buah time delay relay (TDR). Seperti terlihat pada Gambar 3 di bawah ini, dimisalkan Kontaktor1 (R) berfungsi untuk mengoperasikan motor saat berputar maju (kanan) dan Kontaktor2 (F) sebagai pengoperasian putaran mundur (kiri). Disebut secara otomatis karena untuk merubah putaran motor dari putaran maju (kanan) menjadi putaran mundur (kiri) telah diatur oleh TDR, seberapa lama kita menghendaki putaran maju (kanan) atau putaran mundur (kiri) tinggal kita setung waktunya pada TDR. Pengaturan putaran motor ini biasanya untuk mempermudah suatu pekerjaan angkat mengangkat pada suatu industri yaitu untuk mengangkat barang dari satu tempat satu ke tempat lain secara tetap (permanen) yang memerlukan kecepatan atau frekuensi tinggi.
          Cara kerja rangkaian dapat dijelaskan sebagai berikut, pada saat menjalankan motor cukup dengan menekan tombol START (ON) dan kumparan Kontaktor1 (R) akan bekerja sehingga motor akan berputar sesuai maju (kanan). Setelah beberapa saat (sesuai dengan seting waktu TDR) kumparan kontakktor2 (F) akan bekerja dan bersamaan dengan itu kumparan kontaktor1 (R) akan terputus sehingga putaran motor akan berbalik ke arah mundur (kiri).
                                      Diagram Pengawatan                                     Diagram Kontrol
Gambar 3 Rangkaian Pengaturan Putaran Motor Maju Mundur Dengan MC Secara Otomatis

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Prosedur Pengukuran/Pengujian Tahanan Isolasi Dengan Megger

PROSEDUR PENGUKURAN/PENGUJIAN TAHANAN ISOLASI DENGAN MENGGUNAKAN MEGGER (MEGA OHM) ANALOG

          Tahanan isolasi adalah tahanan yang terdapat diantara dua kawat saluran (kabel) yang diisolasi satu sama lain atau tahanan antara satu kawat saluran dengan tanah (ground). Pengukuran tahanan isolasi digunakan untuk memeriksa status isolasi rangkaian dan perlengkapan listrik, sebagai dasar pengendalian keselamatan. Alat ukur yang digunakan untuk mengukur atau menguji tahanan isolasi suatu kabel adalah Megger (MegaOhm). Secara prinsip mengger terdiri dari dua kumparan V dan C yang ditempatkan secara menyilang seperti terlihat pada gambar1 di bawah ini. Kumparan V merupakan besarnya arus yang mengalir adalah E/Rp dan kumparan C merupakan besarnya arus yang mengalir adalah E/Rx. Rx adalah tahanan yang akan diukur. Jarum dapat bergerak disebabkan oleh perbandingan dari kedua arus, yaitu sebanding dengan Rp/Rx atau berbanding terbalik terhadap tahanan yang akan diukur.

Gambar 1. Diagram rangkaian sebuah Megger (MegaOhm)

          Variasi tegangan tidak akan berpengaruh banyak terhadap harga pembacaan, karena hasilnya tidak ditentukan dari sumber tegangan arus searah. Sumber tegangan arus searah adalah sumber tegangan tinggi, yang dihasilkan dari pembangkit yang diputar dengan tangan. Umumnya tegangannya adalah 100 V, 250 V, 500 V, 1000 V atau 2000 V. Sedangkan daerah pengukuran yang efektif adalah 0,02 sampai 20 MegaOhm dan 5 sampai 5.000 MegaOhm. Tetapi pada sekarang pengujian tahanan isolasi menggunakan sumber tegangan tinggi dari tegangan tetap sebesar 100 V sampai 1.000 V yang didapat dari baterai sebesar 8  V sampai 12 V dan disebut Megger dengan baterai (lihat gambar 2). Alat ini membangkitkan tegangan tinggi lebih stabil dibanding dengan yang menggunakan generatar diputar dengan tangan.

Gambar 2. Konstruksi Megger menggunakan baterai

          Seperti yang ditunjukkan pada gambar 2, bagian-bagian external megger ini dijelaskan sebagai berikut:
(1) Jarum penunjuk
(2) Kaca, difungsikan untuk mengeliminir kesalahan parallax dalam pembacaan.
(3) Skala
(4) Check baterai
(5) Tombol pengaktif meter
(6) Lubang line untuk colok oranye dan lubang earth untuk colok hitam
(7) Probe meter dengan penjepit
(8) Probe meter runcing, juga sebagai pencolok pengecekan beterai.

A. Pengukuran Tahanan Isolasi
          Pengukuran tahanan isolasi untuk perlengkapan listrik dapat menggunakan megger, yang mana pengoperasiannya pada waktu perlengkapan rangkaian listrik tidak bekerja atau tidak dialiri arus listrik. Secara umum bahan isolasi yang digunakan sebagai pelindung dalam saluran listrik atau sebagai pengisolir bagian satu dengan bagian lainnya harus memenuhi syarat-syarat yang telah ditentukan. Harga tahanan isolasi
antara dua saluran kawat pada peralatan listrik ditetapkan paling sedikit adalah 1000 x harga tegangan kerjanya. Misal tegangan yang digunakan adalah 220 V, maka besarnya tahanan isolasi minimal sebesar : 1000 x 220 = 220.000 Ohm atau 220 KOhm. Ini berarti arus yang diizinkan di dalam tahanan isolasi 1 mA/V. Apabila hasil pengukuran nilai lebih rendah dari syarat minimum yang sudah ditentukan, maka saluran/kawat tersebut kurang baik dan tidak dibenarkan kalau digunakan. Waktu melakukan pengukuran tahanan isolasi gunakan tegangan arus searah (DC) sebesar 100 V atau lebih, hal ini dimaksudkan untuk dapat mengalirkan arus yang cukup besar dalam tahanan isolasi. Di samping untuk menentukan besarnya tahanan isolasi, nilai tegangan ukur yang tinggi juga untuk menentukan kekuatan bahan isolasi dari saluran yang akan digunakan. Walaupun bahan-bahan isolasi yang digunakan cukup baik dan mempunyai tahanan isolasi yang tinggi, tetapi masih ada tempat-tempat yang lemah lapisan isolasinya, maka perlu dilakukan pengukuran.

B. Prosedur Pengujian Tahanan Isolasi
          Sebelum menggunakan alat pengujian tahanan isolasi perlu dilakukan langkah-langkah sebagai berikut:
1. Melakukan pengecekan kondisi batere megger dengan menghubungkan colokan oranye ke line dan B check (lihat gambar 3). Baterai masih dalam kondisi baik, jika jarum menunjuk pada tanda huruf B di peraga megger (lihat gambar 4).

Gambar 3. Pengecekan kondisi bateray megger

Gambar 4. Bateray dalam kondisi masih baik

2. Meter siap digunakan, dengan menghubungkan colokan oranye ke lubang line dan colokan hitam ke lubang earth (lihat gambar 5).

Gambar 5. Megger siap digunakan

3. Yakinkan bahwa kawat/kabel yang akan diukur tahanan isolasinya tidak terhubung dengan sumber tegangan (tidak berarus).
4. Hubungkan colokan oranye dan colokan hitam dengan ujung-ujung kawat/kabel yang akan diukur tahanan isolasinya, kemudian tekan tombol pengaktif megger dan baca penunjukkan jarum (lihat gambar 6).

Gambar 6. Mengukur/menguji tahanan isoasi kabel

C. Pengujian Tahanan Isolasi Pada Instalasi Listrik
          Jika kawat/kabel listrik terdiri dari dua kawat saluran misal kawat fasa (P) dan kawat netral (N), maka tahanan isolasinya adalah : 
(1) antara kawat fasa (P) dengan kawat netral (N),
(2) antara kawat fasa (P) dengan tanah (G), 
(3) antara kawat netral (N) dengan tanah (G). 
          Pada saat melakukan pengukuran tahanan isolasi antara fasa (P) dan netral (N), hal pokok yang perlu diperhatikan adalah memutus atau membuka semua alat pemakai arus yang terpasang secara paralel pada saluran tersebut, seperti lampu-lampu, motormotor, voltmeter, dan sebagainya. Sebaliknya semua alat pemutus seperti : kontak, penyambung-penyambung, dan sebagainya yang tersambung secara seri harus ditutup.

Gambar 7. Pengujian tahanan isolasi antara fasa (P) dengan netral (N)

          Di samping digunakan untuk mengetahui keadaan tahanan isolasi, juga untuk mengetahui kebenaran sambungan yang ada pada instalasi. Jika terjadi sambungan yang salah atau hubung singkat dapat segera diketahui dan diperbaiki. Gambar 8 dan 9 di bawah ini mencontohkan pengujian tahanan isolasi pada instalasi listrik bangunan baru.

Gambar 8. Pengujian tahanan isolasi antara fasa (P) dengan tanah (G)

Gambar 9. Pengujian tahanan isolasi antara netral (N) dengan tanah (G)

Sedangkan untuk pengujian tahanan isolasi antara jaringan instalasi dengan tanah/ground (G), hal pokok yang perlu diperhatikan adalah memasang semua alat pemakai arus yang terpasang secara paralel pada saluran tersebut, seperti lampu-lampu, motormotor, voltmeter, dan sebagainya. Semua alat pemutus seperti : kontak, penyambung-penyambung, dan sebagainya yang tersambung secara seri harus ditutup.

Gambar 10. Pengujian tahanan isolasi antara instalasi dengan tanah (G)

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

HUKUM NEWTON

HUKUM NEWTON I
HUKUM NEWTON I disebut juga hukum kelembaman (Inersia).
Sifat lembam benda adalah sifat mempertahankan keadaannya, yaitu keadaan tetap diam atau keaduan tetap bergerak beraturan.
DEFINISI HUKUM NEWTON I :
Setiap benda akan tetap bergerak lurus beraturan atau tetap dalam keadaan diam jika tidak ada resultan
gaya (F) yang bekerja pada benda itu, jadi:
S F = 0   a = 0 karena v=0 (diam), atau v= konstan (GLB)
HUKUM NEWTON II
a = F/m
S F = m a
S F = jumlah gaya-gaya pada benda
m = massa benda
a = percepatan benda




Rumus ini sangat penting karena pada hampir semna persoalan gerak {mendatar/translasi (GLBB) dan melingkar (GMB/GMBB)} yang berhubungan dengan percepatan den massa benda dapat diselesaikan dengan rumus tersebut.
HUKUM NEWTON III

DEFINISI HUKUM NEWTON III:
Jika suatu benda mengerjakan gaya pada benda kedua maka benda kedua tersebut mengerjakan juga gaya pada benda pertama, yang besar gayanya = gaya yang diterima tetapi berlawanan arah. Perlu diperhatikan bahwa kedua gaya tersebut harus bekerja pada dua benda yang berlainan.



aksi = - F reaksi

N dan T1 = aksi reaksi (bekerja pada dua benda)
T2 dan W = bukan aksi reaksi (bekerja pada tiga benda)

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS