JUDUL :
KARAKTERISTIK
PENGOPERASIAN
GENERATOR
PENGUAT SHUNT
BAB I
TUJUAN
I.1 KOMPETENSI UTAMA
1.
Mahasiswa mampu menggambarkan rangkaian pengoperasian generator dc penguat
shunt
2.
Mahasiswa mampu merangkai rangkaian
pengoperasian generator dc penguat shunt
3.
Mahasiswa memahami karakteristik
generator dc penguat shunt
4.
Mahasiswa memahami cara kerja generator
dc penguat shunt
I.2 KOMPETENSI PENUNJANG
1.
Menjelaskan prinsip kerja dari suatu
generator dc penguat shunt
2.
Membuat rangkaian pengoperasian
generator dc penguat shunt
3.
Menentukan karakteristik generator dc
shunt beban nol, Tegangan keluaran generator (beban nol) fungsi arus penguat
medan generator Eg(0) = f (Ish)
a. Mengukur
parameter generator dc shunt tanpa beban
a.1 tegangan keluaran generator (beban nol), Eg(0)
a.2 arus medan penguat generator, Ish
b. Mengukur
daya masukan motor penggerak, Pin
c. Mengukur
kecepatan putar generator, n
d. Menghitung
Torsi generator, T
4.
Menentukan karakteristik generator dc
shunt berbeban.
a. Menambahkan
beban pada terminal tegangan keluaran generator
b. Mengukur
parameter generator dc terpisah berbeban
a.1 tegangan keluaran generator (berbeban), Eg
a.2 arus medan penguat generator, Ish
a. Mengukur
daya masukan motor penggerak, Pin
c. Mengukur
kecepatan putar generator, n
d. Menghitung
Torsi generator, T
5.
Menentukan karakteristik luar generator
shunt
a.
Mengatur tegangan keluaran generator
secara bertahap saat dibebani
b.
Mengukur nilai tegangan keluaran
generator Eg dan arus beban IL
c.
Menggambarkan karakteristik luar
generator Eg = f (IL)
6.
Membuat analisa perhitungan generator
sesuai formula 2.1 – 2.3
BAB
II
TEORI
DASAR
II.1
Pendahuluan
Motor arus
searah digunakan untuk mengubah tenaga listrik arus searah menjadi tenaga
mekanis (putaran). Sedangkan generator arus searah sebaliknya merubah tenaga
mekanis menjadi tenaga listrik arus searah. Pada dasarnya konstruksi dari motor
arus searah dan generator arus searah adalah sama.
Pada mesin arus
searah dapat dijumpai kotak terminal. Pemberian notasi pada tiap terminal
sesuai dengan standar yang dipakai. Beberapa notasi yang ada terdapat pada
tabel 2.1 berikut:
Tabel 2.1 Daftar
notasi pada terminal kumparan mesin arus searah
Bagian
mesin
|
Vermet
2901
|
VDE
0570/7.57
|
Kumparan
jangkar
|
B-b
|
A
– B
|
Kumparan
shunt
|
F
– f
|
C
– D
|
Kumparan
medan seri
|
S
- s
|
E
– F
|
Kumparan
kutub bantu
|
C
– c
|
G
– H
|
Kumparan
Kompensasi
|
K
– k
|
G
– H
|
Kumparan
medan terpisah
|
J
- K
|
Konstruksi
mesin arus searah
Mesin arus searah terdiri dari
banyak bagian yaitu :
1. Poros
dan bantalan mesin
2. Jangkar
mesin arus searah
3. Komutator
mesin arus searah
4. Sikat
mesin arus searah Kutub dan sepatu kutub mesin arus searah
5. Badan
mesin arus searah
Rangkaian
medan penguat
Berdasarkan
hubungan rangkaian medan penguatnya, mesin arus searah dapat dibagi menjadi:
a. Mesin
arus searah penguat terpisah
b. Mesin
arus searah penguat sendiri ; seri, shunt, kompon pendek, kompon panjang
II.2
Referensi
Generator penguat shunt
Pada generator penguat shunt,
kumparan medan dihubungkan paralel dengan jangkar.

Gambar 2.1. Gambar rangkaian generator dc penguat
shunt
Secara
matematis, rangkaian diatas dapat diuraikan sebagai berikut :



Karakteristik
generator dc penguat shunt tanpa beban
|
|

![]() |
|
|||
Ish
Gambar
2.2 Karakteristik beban nol generator dc penguat shunt
Karakteristik
generator dc penguat shunt berbeban



![]() |

Gambar
2.2 Karakteristik berbeban generator dc penguat shunt
Karakteristik
luar generator dc penguat shunt
Eg
![]() |
|||
![]() |
|||

Gambar
2.3 Karakteristik luar generator dc penguat shunt
Generator adalah mesin listrik yang mengubah daya mekanis
menjadi daya listrik. Mesin listrik dapat berupa generator dan motor dan
berdasarkan arah arusnya mesin listrik terbagi atas mesin listrik arus searah
dan mesin listrik arus bolak-balik.
Macam-macam Generator :
1. Generator Arus Bolak– Balik (AC)
Medan – berputar menyederhanakan masalah pengisolasian
tegangan yang dibangkitkan, yang umumnya sebesar 18.000 sampai 24.000 V.
Generator ac medan– berputar mempunyai jangkar yang disebut stator. Lilitan
stator tiga– fase langsung dihubungkan dengan beban tanpa melalui slip ring dan
sikat. Hal ini memudahkan isolasi kumparan karena kumparan tidak dikenai gaya
sentrifugal. Metode yang berbeda dari penguatan medan telah dibuat dan
digunakan.
Menggunakan system penguatan tanpa sikat pada generator ac
kecil yang dipasangkan pada poros yang sama seperti generator utama, digunakan
sebagai penguat. Penguat ac mempunyai jangkar putar. Output jangkar disearahkan
dengan diode solid state yang juga di pasang pada poros utama. Output yang
disearahkan dari penguat ac dimasukkan langsung dengan menggunakan hubungan
yang diisolasi sepanjang poros pada medan generator sinkron yang berputar.
Medan penguat ac adalah tetap dan disuplai dari sumber dc
yang terpisah. Akibatnya, output penguat ac dan tegangan yang dibangkitkan dari
generator sinkron yang dikontrol dengan mengubah kekuatan medan dari penguat ac
melalui pengaturan rheostat medan.
Kecepatan dan jumlah kutub derajat ac menentukan frekuensi
tegangan yang dibangkitkan. Jika generator mempunyai dua kutub ( utara dan selatan
) dan kumparan berputar pada kecepatan satu putaran perdetik, maka frekuensi
akan berubah manjadi siklus per detik. Rumus untuk mementukan frekuensi
generator adalah :

Dimana
:
f = Frekuensi tegangan yang diinduksikan ( Hz )
p = jumlah kutub pada rotor
n = kecepatan rotor per menit ( r / menit )
System satu fase digunakan untuk
tuntutan daya kecil hampir semua system pembangkitan dan distribusi yang
digunakan oleh utility daya adalah tiga fase.
Tiga perangkat kumparan stator dari
alternator tiga fase dapat dihubungkan dalam wye ( disebut juga bintang ) atau
bentuk delta. Gambar 6-7 menunjukan altenator hubungan wye. System bintang tiga
fase empat kawat adalah sangat umum dan merupakan system standar yang diberikan
oleh utility daya pada pelanggan komersial dan industri. System ini sangat
ideal karena utility daya dapat memberikan daya satu fase atau tiga fase pada
system empat kawat itu.
Pada altenator tiga fase yang
dihubungkan bintang, tegangan fase ke netral sama dengan tegangan yang
dibangkitkan pada tiap kumparan. Tegangan fase ke fase diperoleh dengan
mengalihkan tegangan fase ke netral dengan 1,73 karena kumparan – kumparan
disusun letaknya 120° listrik satu sama lain. Dengan beban tiga fase yang
dihubungkan pada alternator, arus pada lin sama dengan arus pada lilitan
kumparan ( fase ).
Pada system tiga fase hubungan delta, tegangan yang diukur
antara setiap dual in sama dengan tegangan yang dibangkitkan pada lilitan
kumparan.
Generator arus searah DC
1.
Generator DC dengan penguat medan
Karakteristik
adalah sebuah gambar grafik yang menyatakan hubungan antara dua nilai listrik
yang menentukan sifat sebuah mesin. Berikut macam-macam karakteristik yang
dimiliki generator DC : berbeban, luar, pengatur, hubung singkat,
2.
Generator penguat sendiri
Generator
pengautan sendiri adalah arus listrik yang dialirkan melalui kumparan penguat
medan Rf yang diambil dari output generator tersebut. Biasanya generator ini
dibuat sedemikian rupa sehingga dapat memeberikan penguatan sendiri. Sebelum
dapat bekerja dengan penguatan sendiri, biasanya kutub-kutub magnet harus
diberi penguat untuk mendapatkan remenensi magnet (magnet sisa) dari suatu
sumber lain. Sisa magnet kecil ini membnagkitkan tegangan pada jangkar yang
selanjutnya dikembalikan lagi ke dalam belitan medan untuk memperkuat medan
magnetnya,sehingga dengan demikian tegangan yang dibangkitkan dalam jangar
akanlebih besar. Demikian seterusnya hingga didapat tegangan yang cukup.
Pembangkitan
tegangan induksi oleh sebuah generator diperoleh melalui dua cara:
·
Dengan menggunakan cincin-seret,
menghasilkan tegangan induksi bolak-balik.
·
Dengan menggunakan komutator,
menghasilkan tegangan DC.
3.
Jangkar Generator DC
Jangkar adalah
tempat lilitan pada rotor yang berbentuk silinder beralur. Belitan tersebut
merupakan tempat terbentuknya tegangan induksi. Pada umumnya jangkar terbuat
dari bahan yang kuat mempunyai sifat feromagnetik dengan permiabilitas yang
cukup besar.
Permiabilitas
yang besar diperlukan agar lilitan jangkar terletak pada derah yang induksi
magnetnya besar, sehingga tegangan induksi yang ditimbulkan juga besar. Belitan
jangkar terdiri dari beberapa kumparan yang dipasang di dalam alur jangkar.
Tiap-tiap kumparan terdiri dari lilitan kawat atau lilitan batang.
Munculnya medan
jangkar akan memperlemah medan utama yang terletak disebelah kiri kutub utara,
dan akan memperkuat medan utama yang terletak di sebelah kanan kutub utara.
Pengaruh adanya interaksi antara medan utama dan medan jangkar ini disebut
reaksi jangkar. Reaksi jangkar ini mengakibatkan medan utama tidak tegak lurus
pada garis netral n, tetapi bergeser sebesar sudut α. Dengan kata lain, garis
netral akan bergeser. Pergeseran garis netral akan melemahkan tegangan nominal
generator.
Untuk mengembalikan garis netral ke posisi awal, dipasangkan medan magnet bantu (interpole atau kutub bantu).
Untuk mengembalikan garis netral ke posisi awal, dipasangkan medan magnet bantu (interpole atau kutub bantu).
Lilitan magnet
bantu berupa kutub magnet yang ukuran fisiknya lebih kecil dari kutub utama.
Dengan bergesernya garis netral, maka sikat yang diletakkan pada permukaan
komutator dan tepat terletak pada garis netral n juga akan bergeser. Jika sikat
dipertahankan pada posisi semula (garis netral), maka akan timbul percikan
bunga api, dan ini sangat berpotensi menimbulkan kebakaran atau bahaya lainnya.
Oleh karena itu, sikat juga harus digeser sesuai dengan pergeseran garis
netral.
Bila sikat tidak
digeser maka komutasi akan jelek, sebab sikat terhubung dengan penghantar yang
mengandung tegangan. Reaksi jangkar ini dapat juga diatasi dengan kompensasi
yang dipasangkan pada kaki kutub utama baik pada lilitan kutub utara maupun
kutub selatan, Kini dalam rangkaian generator DC memiliki tiga lilitan magnet,
yaitu:
·
Lilitan magnet utama
·
Lilitan magnet bantu (interpole)
·
Lilitan magnet kompensasi
Ditinjau
dari cara-cara menghubungkan lilitan-lilitan medan dengan jangkar dan rangkaian
luar atau jala-jala generator, penguatan sendiri ini dibagi menjadi:
Generator Shunt
Ciri
utama generator shunt adalah kumparan penguat medan dipasang paralel terhadap
kumparan jangkar.
Pada
generator shunt, untuk mendapatkan penguatan sendiri diperlukan :
- Adanya sisa magnetik pada sistem penguat
- Hubungan dari rangkaian medan pada jangkar harus sedemikian, hingga arah medan yang terjadi, memperkuat medan yang sudah ada. Mesin shunt akan gagal membangkitkan tegangannya kalau:
- Sisa magnetik tidak ada. Misal: Pada mesin-mesin baru. Sehingga cara memberikan sisa magnetic adalah pada generator shunt dirubah menjadi generator berpenguatan bebas atau pada generator dipasang pada sumber arus searah, dan dijalankan sebagai motor shunt dengan polaritas sikat-sikat dan perputrannominal
- Hubungan medan terbalik, Karena generator diputar oleh arah yang salah dan dijalankan, sehingga arus medan tidak memperbesar nilai fluksi. Untuk memperbaikinya denganhubungan-hubungan perlu diubah dan diberi kembali sisa magnetik, seperti carauntuk memberikan sisa magnetik
Tahanan rangkaian penguat terlalu besar. Hal ini terjadi
misalnya pada hubungan terbuka dalam rangkaian medan, hingga Rf tidak berhingga
atau tahanan kontak sikat terlalu besar atau komutator kotor. Pada
generator shunt, penguat eksitasi E1-E2 terhubung paralel dengan rotor (A1-A2).
Tegangan awal
generator diperoleh dari magnet sisa yang terdapat pada medan magnet stator.
Rotor berputar dalam medan magnet yang lemah, dihasilkan tegangan yang akan
memperkuat medan magnet stator, sampai dicapai tegangan nominalnya. Pengaturan
arus eksitasi yang melewati belitan shunt E1-E2 diatur oleh tahanan geser.
Makin besar arus eksitasi shunt, makin besar medan penguat shunt yang
dihasilkan, dan tegangan terminal meningkat sampai mencapai tegangan
nominalnya.
Jika generator
shunt tidak mendapatkan arus eksitasi, maka sisa megnetisasi tidak akan ada,
atau jika belitan eksitasi salah sambung atau jika arah putaran terbalik, atau
rotor terhubungsingkat, maka tidak akan ada tegangan atau energi listrik yang
dihasilkan oleh generator tersebut.
Pada generator
shunt , arus medandisuplai dari tegangan jangkar mesin. Arus jangkar Ia yang
dihasilkan adalah, Ia = If + IL

Gambar . Rangkaian eqivalen
generator shunt
Oleh karena
generator shunt ini termasuk generator berpenguat sendiri yang artinya bahwa
arus medan disuplai dari jangkar mesin itu sendiri maka harus ada tegangan awal
pada generator tersebut sebelum diputar oleh prime mover (penggerak mula).
Tegangan awal ini dihasilkan akibat adanya fluks sisa (residual flux) didalam
kutub generator. Sehingga tegangan awalnya sebesar :
Ea = K. Фres. ω volt ; dimana Фres = fluks residu
Tegangan kecil
yang dibangkitkan tersebut akan menghasilkan arus kecil di kumparan jangkar.
Arus ini akan menghasilkan magnetomotive force kutub (mmf).yang akan terus
bertambah seiring dengan berputarnya generator sehingga tegangan terminal
mencapai nominalnya.

Gambar . Terbangkitnya tegangan pada generator shunt
Garis lengkung
pada gambar 15 menggambarkan kurva pemagnetan untuk generator penguat sendiri,
sedangkan garis lurus menyatakan persamaan tegangan kumparan medan (Ish.Rsh).
0a adalah fluks residu dan menimbulkan pada kumparan medan sebesar 0b. Dengan
adanya arus kumparan ini tegangan induksi membesar menjadi 0c (akibat
bertambahnya fluks). Selanjutnya tegangan 0c memperkuat arus medan
menjadi sebesar 0d. Demikian proses ini berlangsung sampai generator
mencapai tegangan stabil dititik X.
Dari uraian diatas maka dapat
disimpulkan bahwa gagalnya pembangkitan tegangan generator shunt dikarenakan :
Ø Tidak adanya fluks residu
Ø Arah putaran generator terbalik
Ø Pengaturan
tahanan medan pada nilai yang lebih besar dari resistor kritisnya.
Karakteristik tegangan terminal dan
pengaturan tegangan generator DC Shunt sama dengan generator exitasi terpisah.
BAB
III
ALAT DAN BAHAN
1. Generator
DC penguat shunt 1
2. Voltmeter 1
3. Amperemeter 2
4. Wattmeter 1
5. Tachometer 1
6. Motor
(sebagai penggerak) 1
7. Lampu 3
8. Kabel secukupnya
9. Retifier
10. Penguat
BAB
IV
GAMBAR
RANGKAIAN

Gambar Rangkaian percobaan generator dc penguat
terpisah
BAB
V
LANGKAH
KERJA
5.1
Percobaan tanpa beban
1. Menyiapkan
alat dan bahan yang akan dipraktekkan
2. Membuat
rangkaian pengoperasian motor dc tanpa beban sesuai gambar rangkaian.
3. Memasang
alat ukur, mengoperasikan motor penguat shunt dengan memberikan tegangan
masukan hingga kecepatan putar nominal terpenuhi.
4. Mencatat
semua parameter sesuai dengan tujuan percobaan
5.2
Percobaan berbeban
1. Menghubungkan motor dengan generator.
2. Mencatat semua parameter pembebanan motor dc
penguat shunt sesuai dengan tujuan percobaan
5.3
Percobaan hubung singkat
1. Memutar generator sampai kecepatan putar
nominalnya.
2. Menghubung singkat terminal keluaran
generator melalui amperemeter
3. Menaikkan nilai arus medan penguat secara
bertahap
4. Mengukur tegangan keluaran generator Eg, arus
hubung singkat Ihs
TABEL PERCOBAAN
Tanpa
beban (putaran generator tetap nominal)
Pengukuran
|
Perhitungan
|
||||
No
|
Eg (Volt)
|
If (A)
|
n (rpm)
|
Pin motor (Watt)
|
T (Nm)
|
1
|
|||||
2
|
|||||
3
|
|||||
4
|
Berbeban
Pengukuran
|
Perhitungan
|
||||||
No
|
Eg (Volt)
|
If (A)
|
n (rpm)
|
Pin motor (Watt)
|
Pout generator (W)
|
IL (A)
|
T (Nm)
|
1
|
|||||||
2
|
|||||||
3
|
|||||||
4
|
BAB VI
TUGAS DAN
PERTANYAAN
1. Terangkan cara kerja generator dc penguat shunt
2. Mengapa pada generator dc penguat shunt tidak
terdapat percobaan untuk menentukan karakteristik hubung singkat? Jelaskan
3. Dapatkah medan penguat generator dc penguat shunt
diatur?
4. Manakah diantara generator dc penguat shunt dan
generator dc penguat terpisah yang paling mudah menghasilkan tegangan keluaran?
Jelaskan.
5. Secara matematis, buktikan bahwa generator dc shunt
adalah generator yang sangat tergantung pada parameter jangkarnya.
Daftar
pustaka